Seberapa “Mentega” Apokatmu, dan Janji Bakti Kita pada Petani…

[aioseo_breadcrumbs]

(Dewi Hutabarat)

“Apakah ini apokat mentega?” Pertanyaan ini sering ditanyakan untuk aneka jenis macam apokat #badibabadibu yang tersedia untuk dibeli. Jawabannya selalu adalah:

Pada dasarnya semua apokat yang beredar di pasaran saat ini adalah “apokat mentega”, seperti apapun bentuk dan warna kulitnya. Tetapi kadar “ke-mentega-an” apokat bergantung sebagian besarnya pada seberapa tua si apokat ketika dipetik/dipanen. Makin tua tentu makin “mentega-ish”, makin pulen, makin guriiihh..

Tiap jenis macam dan asal muasal apokat dari tiap pohon yang berbeda, area yang berbeda, tentu membawa sifat dan karakter khas nya masing2, termasuk dalam soal rasa daging buahnya. Tetapi apapun sifat karakter itu, akan menjadi maksimal ketika ia dipetik tua, lalu dibiarkan beberapa waktu sampai ia matang alami untuk dikupas/dipotong.

Sebaliknya, makin muda apokat dipetik, makin “seadanya” rasa yang akan didapatkan ketika ia “matang”, bisa dikupas dan dimakan. Seringkali, karena terlalu muda dipetik, ketika “matang” (kulit sudah kerut, buah sudah empuk) ternyata ketika dibuka dagingnya malah sudah menghitam, atau banyak seratnya, dll yang bikin si apokat jadi gak layak dimakan. Kecewa banget.

Kenapa sih dipetik muda dan ditebas sekaligus begitu? Karena kalo dipetik muda, petani/pemilik pohon bisa segera dapat uang, dan pengepulnya yang beli/tebas juga dapat harga murah.

Untuk memutus rantai ini, harus ada yang mau dan berani “membayar” dan menanggung risiko, dari pembelian apokat hanya yang sudah cukup tua, dan baik kualitasnya secara keseluruhan.

Kita bersama2 yang (musti mau) menanggung itu. Pengecer, dan konsumen akhir, adalah pihak yang paling menentukan, yang mau membayar waktu dan risiko petani untuk bersedia menunggu dan memastikan apokat yg tua dipetik secara selektif.

Pengecer dan konsumen akhir (anda2 sekalian wahai pencinta apokat) yang mau membayar harga dan risiko dari apokat berkualitas, adalah para “pendamping petani” yang mengiringi perjalanan petani untuk bisa meningkatkan kemampuannya menghasilkan buah berkualitas.

Ini BUKAN hanya untuk apokat, tapi berlaku untuk semua aneka buah2an kita yang kekayaan keragamannya TAK TERBATAS.

Kenikmatan yang kau dapatkan dari kesediaanmu untuk “membayar” buah berkualitas, adalah langkah yang memberdayakan seluruh rantai pasok buah2an Indonesia, dari mulai petani/pekebun, pengepul sampai pengecer. Bila dalam waktu yang cukup langkah2 “kecil” ini dilakukan dengan konsisten dan meluas di antara kita semua yang masih dianugerahi keleluasaan rejeki, maka kita boleh bermimpi, bahkan menargetkan terwujudnya mimpi, petani pekebun kita akan merajai pasar buah2an dalam negeri dan ekspor dengan keragaman buah2an berkualitasnya.

Jadi, seberapa “mentega”kah apokatmu, kawan? 🥰😃

Sesungguhnya di dalam kadar mentega itu, ada cinta dan terima kasih yang dipertukarkan…

https://web.facebook.com/dewi.hutabarat/posts/10223715726953991

Bantuan Hubungi WA +62 82 112 544 655