(Dewi Hutabarat)
Mengapa rantai tengah (distributor besar sampai retailer yang terkecil atau terdekat) sering disebut sebagai pihak yang mengambil keuntungan paling besar, padahal dia “hanya” jualan, gak perlu modal gede dan macem2 kerja seperti kalo produksi.
Karena orang (termasuk diri kita sendiri) sering tidak melihat 2 hal dalam fungsi “cumak jualan” itu.
Pertama, soal skala. Skala atau seberapa besar kita jualan ya sebesar itulah skala risikonya. Punya modal 1 juta, dibelanjain dengan perhitungan untung umpama 50%, berarti kalo lalu semua, zero complain, dapatlah uang balik 1,5juta. Kalo ada yg komplen dan harus ganti, atau barangnya ada yg jelek ga bisa dijual, ya hitung saja seberapa daya tahannya. Gak kejual semua berarti hilang modal seluruhnya, bangkrut. Kalau masih harus mengganti juga malah tekor, minus, ngutang atau jual aset.
Kedua, “cumak jualan” itu bukan “cumak”. Perlu tempat untuk menyimpan, memajang (kalau toko), atau ruang untuk mengepak dan kirim. Harus promosi, menawarkan, menindaklanjuti tiap penawaran dan orderan, penagihan, pencatatan. Itu semua perlu waktu, tenaga, biaya. Balik ke skala, makin besar skala usaha makin besar tuntutan dan risiko yang mengintai di setiap bagian fungsi2 dan pekerjaan2 itu.
Itu sebabnya dalam “rantai tengah” ada “lapisan rantai”. Itu sebabnya petani jangan diharapkan apalagi dituntut untuk bisa “jualan langsung ke konsumen” hanya karena ada marketplace digital. Itu sebabnya jargon “memotong rantai pasok” tetap menuntut ada pihak2 yang mengurusi fungsi2 yang harus ada, untuk membawa barang sampai ke tangan pengguna akhir nya.
Pengguna akhir membayar “fungsi2” di seluruh rantai itu. Yang kita bahas mestinya bukan bagaimana supaya harga lebih murah, tetapi bagaimana agar harga bisa lebih adil, dimana risiko dan “benefit” terbagi2 secara “adil” di antata semua pihak di dalam “rantai”.
Sekarang kalau mau order apokat Apel Lampung #BadibaBadibu harganya sudah bisa lebih hemat, karena pembelian berulang dari mitra2 pelanggan memungkinkan beberapa biaya lebih efisien dan beberapa risiko berkurang prosentase kemungkinan terjadinya.
https://web.facebook.com/dewi.hutabarat/posts/10223776195185659